Piala Dunia 2022 Qatar, Sarjana UGM Asli Anak Indramayu Ini Dipercaya Urus Keindahan Seluruh Stadion
DOHA, iNewsJatenginfo.id – Petani asal Indramayu Saprudin Bastomi punya peran dalam membentuk tampilan stadion-stadion Piala Dunia 2022 menjadi lebih asri dan hijau.
Sarjana lulusan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada jurusan Ilmu Tanah ini dipercaya menjadi Landscape Project Manager untuk proyek Supreme Committee Nurseries and Trees Transplanting.
Saprudin Bastomi saat ditemui MNC Portal di Qatar menceritakan dirinya bisa bergambung dalam poroyek Piala Dunia 2022.
Saprudin Bastomi mengatakan, pertama kali bekerja di Qatar ditempatkan di proyek Sport City sebagai Landscape Engineer untuk merawat taman di Aspire Park yang luasnya sekitar 88 hektar.
Sekadar diketahui Aspire Park adalah taman terbaik di seluruh kawasan Timur Tengah.
“Saya juga bertanggung jawab memelihara 2 lapangan rumput sepak bola nasional dan 3 lapangan rumput sepak bola internasional. Semuanya dengan standar tertinggi,” ucapnya.
“Di Aspire Park, saya membawahi tenaga kerja multikultural dan multinegara. Untuk tingkat supervisor dan mandor kebanyakan dari Mesir, Filipina, dan Indonesia. Sementara buruh kebanyakan dari Nepal, India dan Bangladesh,” kata dia menuturkan.
Sementara untuk proyek Piala Dunia 2022, kata Saprudin Bastomi, dipercaya menjadi Landscape Project Manager untuk proyek Supreme Committee Nurseries and Trees Transplanting.
“Di proyek itu saya bertugas menyiapkan tanaman, baik pohon, bunga, hingga rumput untuk seluruh stadion yang dibangun untuk Piala Dunia 2022,” ujar Saprudin kepada MNC Portal Indonesia.
“Di antara yang saya bangun itu adalah Stadion Al Bayt di Al Khor, Al Janoub di Al Wakra, Ahmad Bin Ali di Al Rayyan, Education City di Qatar Foundation, Al Thumama, Stadion 974, dan Stadion Lusail,” dia memaparkan.
“Saya bertanggung jawab untuk operasional, produksi, dan pemeliharaan sekitar 16.000 pohon dan 679.000 semak, dan rumput yang mencakup area seluas 425.000 meter persegi, 80-an varietas pohon dan semak yang berbeda,” tuturnya.
Saprudin besar di Indramayu di keluarga petani. Sejak kecil, dia sering membantu orang tuanya memanen padi, jeruk, atau mencari rumput untuk pakan kambing.
Setelah lulus SMP dan SMA, dia berkuliah di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada jurusan Ilmu Tanah.
Lulus kuliah, Saprudin sempat bekerja di pabrik jamur champignon di Brebes. Baru pada awal 2009, dia mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan sebagai Landscape Engineer di Qatar.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait